
TANGSEL – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) tengah mempersiapkan fasilitas Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) yang ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2026 atau awal 2027.
Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, mengatakan bahwa PSEL ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang sejalan dengan persoalan produksi harian sampah di Tangsel yang mencapai 1.000 ton.
“Tahun 2023 kemarin, kami selesaikan proses lelang internasional, dan sekarang sudah ada pemenang tender. Targetnya, akhir 2026 atau awal 2027 PSEL ini bisa mulai beroperasi,” jelasnya, Selasa (17/06/2025).
Benyamin mengatakan, saat ini sekitar 1.000 ton sampah yang dihasilkan warga Tangsel per hari, sementara kapasitas pengelolaan yang dimiliki hanya mampu menampung sekitar 300 ton. Sehingga peralihan ke PSEL ini dipandang menjadi solusi jangka panjang yang akan mengatasi persoalan sampah.
“Kenapa Tangsel membutuhkan insinerator,bukan Refuse Derived Fuel (RDF)?. Kalau RDF kapasitasnya kecil, dan ada ekses lingkungan dari residunya. kami perlu solusi yang lebih radikal, sistem insinerasi menyeluruh. Ini bukan pilihan murah, tapi kalau tidak begitu, sampah akan terus menumpuk.” tegasnya.
Kendati demikian, sebagai langkah jangka pendek pihaknya akan terus memaksimalkan TPS Cipeucang dan TPST3R sebagai penyangga sementara. Selain itu, Ia juga akan menjalin kerjasama dengan Persatuan Insinyur Indonesia yang menawarkan insinerator mini dengan daya tampung 5-10 ton per hari.
“Terkait itu saya masih tunggu prototipenya. yang lainnya bank sampah dan TPST3R yang unitnya mencapai 300 itu terus dioptimalkan” tuturnya.
Lebih lanjut Benyamin mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terkait persoalan sampah. Dimulai dari hal kecil seperti memisahkan sampah di rumah, manfaatkan sisa makanan, gabung bank sampah, eksperimen dengan kolam lele atau maggot.
“Artinya persoalan sampah butuh pendekatan dari hulu sampai hilir, kami fokuskan PSEL sebagai solusi hilir, tapi hulu-nya juga harus kuat. Kalau sampah organik bisa dikurangi dari rumah, maka beban di hilir akan jauh berkurang” tutupnya. (*)